Camilan Khas Semarang dan Sejarahnya

Kuliner  

Selain terkenal dengan tempa wisata Lawang Sewu dan kawsan kota tua, Semarang juga memiliki banyak makanan khas yang patut Anda coba saat berkunjung ke sana. Uniknya, makanan khas Semarang ini ada yang berasal dari luar Semarang.Bahkan, ada juga yang berasal dari luar negeri dan dimodifikasi menyesuaikan lidah orang Indonesia. Berikut beberapa jenis makanan khas ibukota Provinsi Jawa Tengah ini.

foto : dok. republika.co.id

1. Lumpia

Makanan yang satu ini, wajib Anda coba saat berkunjung ke Semarang. Lumpiamerupakan makanan yang berisi rebung, ayam, udang, atau telur yang dibungkus dengan kulit dan kemudian digoreng. Nyatanya, makanan ini berasal dari negeri tirai bambu alias Cina. Kata lumpia berasal dari dialek Hokkien yaitu lun dan pia. Artinya kue yang lunak, sebab lumpia pada awalnya tidak digoreng.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lumpia dibawa langsung oleh Tjoa Thay Joe yang memutuskan hijrah ke Indonesia, tepatnya di kota Semarang. Di kota ini, Tjoa Thay Joe menjual lumpia dengan isian daging babi dan irisan rebung. Namun, setelah ia bertemua dengan Mbak Wasih yang merupakan orang asli Jawa, ia menggantinya dengan kentang dan udang dengan campuran irisan rebung. Saat ini, lumpia Semarang terdiri dari dua pilihan yaitu lumpia kering dan lumpia basah. Lumpia disajikan dengan saus manis dan kental, lengkap dengan lokio atau bawang batak.

2. Wingko babat

Makanan yang berbentuk seperti pancake dan berbahan dasar kelapa ini sebenarnya berasal dari Jawa Timur. Tepatnya di Kecamatan Babat, Lamongan. Kue ini muncul sejak zaman Perang Dunia II, sekitar tahun 1944. Awalnya, penganan ini dibuat oleh orang keturunan Tionghoa di Babat yaitu Loe Lan Ing. Ia memiliki tiga saudara, salah satunya pindah ke Semarang yaitu Loe Lan Hwa. Di Semarang, Loe Lan Hwa juga membuat wingko babat. Sebenarnya, saat awal menjual wingko di Semarang, ia belum memberikan nama. Namun pada tahun kedua makanan ini dinamai wingko babat karena memang makanan tersebut berawal dari wilayah Babat, Lamongan.

Dari segi kemasan, wingko babat ini dibungkus secara satuan dengan kemasan yang terbuat dari kertas. Terdapat varian rasa yang bisa Anda coba seperti rasa pisang, cokelat, keju, nangka, dan lain sebagainya.

3. Bandeng presto

Siapa yang tak kenal dengan bandeng presto? Ikan yang dimasak dengan campuran bumbu seperti bawang putih, kunyit, dan garam. Cara memasaknyaadalah dengan dipresto atau dengan uap bertekanan tinggi hingga durinya lunak. Biasanya sebelum dipresto, ikan bandeng yang telah diberi bumbu ini dibungkus dengan daun pisang.

Namun, usut punya usut, bandeng presto ini berasal dari Juwana, Pati. Tepatnya pada tahuun 1977, bandeng presto muncul. Ide tersebut berasal dari Hanna Budimulya yang awalnya berjualan di rumahnya. Bandeng presto yang awalnya hanya dijual skala kecil sekitar 3 kg atau 12 ekor, kini mulai berkembang ke luar Juwana hingga akhirnya ke Semarang. Saat ini, bandeng presto sudah menjadi makanan khas Semarang.

4. Tahu gimbal

Berbeda dari kupat tahu ataupun ketoprak Jakarta, tahu gimbal khas Semarang ini terdiri dari tahu pong, udang goreng tepung, kol, dan daun bawang. Tahu pong di sini berasal dari kata kopong yang berarti kosong. Artinya, tahu pong yaitu tahu yang tidak padat. Selain itu, saus kacangnya terdapat campuran petis udang.

Tahu gimbal ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya pada abad ke-19. Saat ini, terdapat varian tahu lain yang digunakan yaitu tahu padat.

5. Nasi ayam Semarang

Nasi ayam Semarang terdiri dari nasi liwet, telur rebus, dan suwiran ayam. Nasi ini diberi kuah opor dan sambal sambal goreng jipang. Bedanya dengan nasi liwet solo, pada nasi ayam Semarang terdapat tambahan sate telur puyuh, sate usus, dan teh hangat.

Nasi ayam Semarang pertama kali muncul pada tahun 1960an oleh Satinem. Ia merupakan seorang penjual nasi ayam keliling. Awalnya, nasi ayam tersebut bernama nasi ayam Kampung Koja yang menjadi saksi lahirnya nasi ayam Semarang. Saat ini, sudah banyak kedai dan warung makan yang menjual nasi ayam Semarang.

6. Roti gambang

Roti gambang atau biasa disebut dengan roti ganjel rel karena bentuknya mirip seperti bantalan rel kereta api. Selain di Semarang, roti ini juga terkenal di Jakarta. Nama roti ini di Jakarta adalah roti gambang karena bentuknya seperti bilah-bilah gambang pada gambang kromong. Sementara, di Semarang roti ini disebut dengan roti ganjel rel.

Sejarah roti gambang ini berasal dari roti khas Belanda yaitu Ontbijtkoek. Roti ini berbahan dasar tepung terigu dan gula pasir tetapi ditambah bahan rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, maupun kapulaga. Kemudian, ada pergantian bahan baku dari tepung terigu ke tepung singkong, juga gula pasir diganti menggunakan gula merah. Pergantian bahan baku roti gambang bertujuan untuk memangkas harga roti yang dinilai terlalu mahal.

7. Babat gongso

Babat gongso ini merupakan olahan dari babat yang ditumis dengan berbagai bumbu dan bercita rasa pedas manis. Biasanya babat gongso ini dijual oleh padagang nasi goreng. Namun sebenarnya, babat gongso ini merupakan tumis babat dan bumbu sebelum diaduk dengan nasi. Uniknya, babat gongso ini dapat dinikmati kapan saja baik waktu pagi atau malam hari. Selain itu, Anda juga dapat membuat makanan khas Semarang yang satu ini di rumah.

Dari ketujuh jenis penganan di atas, mana yang menarik perhatian sobat untuk mencobanya? (Lutfie Fahrizal Rizky)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Calakan artinya cerdas dalam bahasa Sunda. Media Calakan ini diharapkan mencerdaskan para pembacanya khususnya terkait informasi-informasi yang berman

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image