Empat Kuliner Khas Purwokerto yang Juga Bisa Jadi Oleh-Oleh

Kuliner  

Setiap daerah memiliki kuliner khasnya masing-masing, termasuk Purwokerto Jawa Tengah. Bila Anda berkunjung ke Purwokerto, tak lengkap rasanya kalau hanya mengunjungi tempat wisata saja. Anda harus mencoba beberapa pilihan kuliner khas Purwokerto yang bisa juga dijadikan oleh-oleh saat Anda kembali ke kota asal.

1. Mendoan

Sesuai dengan arti kata mendoan yaitu lembek atau setengah matang, tempe mendoan digoreng setengah matang. Umumnya mendoan dimakan dengan sambal kecap atau cabai rawit. Mendoan memiliki ukuran lebih lebar dari tempe biasa, namun ada juga yang berukuran lebih besar. Bedanya dengan tempe biasa, mendoan ini memiliki irisan yang sangat tipis. Jika Anda membeli dalam keadaan mentah bisa meminta ukuran biasa atau besar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bila Anda membeli mendoan untuk dijadikan oleh-oleh, sebaiknya membeli dalam keadaan mentah supaya tidak cepat busuk. Agar lebih menikmati mendoan, makanlah selagi hangat. Karena bila mendoan sudah dingin dan dihangatkan lagi rasanya berbeda dengan mendoan yang baru digoreng pertama kali.

2. Gethuk goreng

Makanan lainnya yang bisa dijadikan oleh-oleh yaitu gethuk goreng. Gethuk goreng berbahan dasar dari singkong dengan isian umumnya gula merah. Saat ini, isian gethuk goreng sangat bervariasi seperti rasa durian, cokelat, nangka, dan lain sebagainya.

Gethuk goreng ini aslinya berasal dari Kecamatan Sokaraja. Konon, penganan ini berawal dari seorang pedagang nasi rames yang juga menjual gethuk basah di wilayah Sokaraja pada tahun 1918. Pedagang tersebut bernama Sanpirngad. Namun ternyata gethuk basahnya tersebut tidak laku terjual. Alhasil, ia memutar otak agar dapat dijual kembai dengan cara digoreng. Hasilnya, gethuk tersebut banyak digemari oleh masyarakat hingga saat ini.

foto : dok. republika.co.id

3. Sroto Sokaraja

Orang Purwokerto menyebut soto dengan sebutan sroto. Makanan ini juga berasal dari Kecamatan Sokaraja. Yang membedakan dengan soto lainnya yaitu pada penggunaan bumbu kacang, ketupat, dan juga kerupuk warna-warni. Khusus bumbu kacang ini tergantung penjualnya, ada yang menyatukan dengan mangkuk sajian dan ada juga yang terpisah. Bumbu kacang yang sudah menyatu dalam mangkuk sajian memiliki rasa tidak pedas. Sedangkan bumbu kacang yang terpisah memiliki rasa pedas, sehingga pembeli dapat mengatur banyak sedikitnya bumbu kacang tersebut.

4. Nopia dan mino

Nopia merupakan kue kering khas Purwokerto yang berisikan gula merah. Proses pembuatan nopia masih tradisional dengan dipanggang di atas tungku dari tanah liat. Nopia memiliki sebutan telur gajah dan ndog gludhug atau telur halilintar. Namun, ada juga yang menyebutnya sebagai telur bulus. Sedangkan mino disebut dengan mini nopia karena ukurannya lebih kecil dari nopia.

Awalnya, nopia ini memiliki isian berupa brambang alias bawang merah goreng. Seiring dengan perkembangan zaman, baik nopia maupun mino memiliki rasa yang bervariasi seperti rasa cokelat, durian, dan lain-lain.

Nah itulah beberapa referensi kuliner khas Purwokerto yang bisa Anda coba selagi berlibur di Purwokerto. Karena tak lengkap rasanya bila Anda tidak membeli makanan khas sebagai oleh-oleh. (Lutfie Fahrizal Rizky)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Calakan artinya cerdas dalam bahasa Sunda. Media Calakan ini diharapkan mencerdaskan para pembacanya khususnya terkait informasi-informasi yang berman

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image